--> Mengkritik Kritikan Ustadz Firanda Terhadap ust Adi Hidayat dalam Masalah Takdir (Bag IV) | Critik Salafi

Mengkritik Kritikan Ustadz Firanda Terhadap ust Adi Hidayat dalam Masalah Takdir (Bag IV)

kritik salafi, adi hidayat, firanda, abul jauzaa, rodja, takdir,manhaj, manhaj salaf, tahzir, Abdullah taslim, al-albani, salafi,




Silsilah Pembelaan Terhadap Ust Adi Hidayat: Bantahan Untuk Ust Firanda Andirja Atas Kritikannya Terhadap Ust Adi Hidayat Tentang Masalah Takdir (Bag IV)
Diakhir zaman para sahabat mulailah muncul kelompok qodariyah yang sulit menerima dengan akal mereka bahwa semuanya telah ditaqdirkan oleh Allah, dan kelompok ini telah diingkari oleh Ibnu Umar. Tatkala seseorang berkata kepada Ibnu Umar : ‎أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنَّهُ قَدْ ظَهَرَ قِبَلَنَا نَاسٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ، وَيَتَقَفَّرُونَ الْعِلْمَ... وَأَنَّهُمْ يَزْعُمُونَ أَنْ لَا قَدَرَ، وَأَنَّ الْأَمْرَ أُنُفٌ “Wahai Abu Abdirrahman (Ibnu Umar), sesungguhnya telah muncul dari sisi kami (di Iraq) sekelompok orang yang membaca al-Qur’an dan mendalami ilmu...dan bahwasanya mereka menyangka bahwa tidak ada qodar, dan bahwasanya perkara adalan baru” Imam An-Nawawi menjelaskan pernyataan mereka ini : ‎أَيْ مُسْتَأْنَفٌ لَمْ يَسْبِقْ بِهِ قَدَرٌ وَلَا عِلْمٌ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى وَإِنَّمَا يَعْلَمُهُ بَعْدَ وُقُوعِهِ “Yaitu perkara baru tidak didahului oleh takdir dan tidak ada diketahui oleh Allah, akan tetapi Allah mengetahuinya setelah terjadi” (Syarah Shahih Muslim jilid 1 halaman 138, letaknya di bagian kanan atas kalau di cetakan milik penulis) Mereka menganggap bahwa perkara belum ditaqdirkan, Allah baru mentaqdirkan (mengkukuhkan/menetapkan) kecuali setelah hamba berbuat. Dan ini sama persis dengan pernyataan ustadz AH “Keputusan Allah baru dikukuhkan setelah ikhtiar/perbuatan manusia”. Karenanya qodariyah dijuluki dengan majusi umat ini, karena menganggap ada penentu keputusan di alam semesta selain Allah. Apalagi menyatakan bahwa kehendak manusia yang menentukan keputusan Allah?!. Apa komentar Ibnu Umar terahadap pernyataan qodariyah di atas ?, beliau berkata : ‎فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي بَرِيءٌ مِنْهُمْ، وَأَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّي، وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ «لَوْ أَنَّ لِأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ» “Jika engkau bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwasanya aku berlepas diri dari mereka, dan bahwasanya mereka berlepas diri dariku. Dan demi Dzat Yang Ibnu Umar bersumah denganNya, seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud lalu ia infaqkan maka tidak akan diterima oleh Allah hingga ia beriman dengan taqdir” (Shahih Muslim halaman 24 hadits no 1, letaknya si bagian buku sebelah kanan agak kiri atas) Semoga bermanfaat, dan semoga Allah menjaga aqidah kita. Aaamiin Yang benar dari Allah, yang salah dari kesilapan penulis, semoga Allah menunjukkan kita semua kepada jalan yang lurus. (bersambung)
1 2 3 4 5 6 7 8
Penjelasan ust Firanda ini sudah Penulis bantah dalam tulisan sebelumnya dalam membantah Abul Jauzaa, Penulis kutip kembali saja untuk menyegarkan kembali pemahaman pembaca.. dan tentu ada penamabahan-penambahan lainnya…
Pertama, ketetapan yang dimaksud oleh ust Adi Hidayat bukanlah ketetapan dalam artian qadha, qadar wal kitabah, tapi ketetapan ganjaran dari amal saleh dan perbuatan dosa. 
Apakah benar Adi Hidayat punya pemahaman demikian (qadha, qadar wal kitabah)? Simak…

0:53-1:00. Sedangkan takdir adalah Ketetapan Allah yang dikukuhkan atas ikhtiyar makhluk, jadi ada usaha kita dulu, setelah usaha baru Allah tetapkan. 
 Lalu apa yang dimaksud ust Adi Hidayat dengan lafal: “Allah tetapkan” ini? Maka penting bagi kita untuk mendengar contoh yang diberikan Adi Hidayat ini agar kita tidak terperosok dalam pemahaman ngawur si Abul Jauzaa ini yang begitu mudahnya menyalahkan ust Adi Hidayat karena faktor kebodohannya sendiri dalam membaca persoalan,
1:02-1:25: Diantaranya adalah perbuatan kita satu baik atau buruk, itu kembali pada ihtiyar kita, misal azan berkumandang Allahu Akbar… manusia bisa pilih mau ikut merespon suara azan dengan sholat itu kadar baiknya, ya.. silahkan itu takdir baiknya… ALLAH TETAPKAN PAHALA… laha ma kasabats… tapi kalau ia milih yang buruk ia hindari azan, atau kerjakan yang lain atau bahkan maksiat… wa alaiha maktasabat… ALLAH TETAPKAN ya… 
Disini Adi Hidayat menjadikan ayat Al Baqarah 286 : “Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” sebagai sandarannya dalam berdalil mengenai KETETAPAN ini, Jadi bukan KETETAPAN dalam artian “Qadar, Qadha, Kataba”, melainkan KETETAPAN BALASAN bagi siapa yang beramal salih atau bermaksiat, maka jelas sudah kelirulah si tukang ngeyel Abul Jauzaa ini dalam memahami konteks pembicaraan Adi Hidayat.
Kedua, ust Firanda dan ekornya Abul Jauzaa ini salah dalam memahaminya (gagal paham alias Al-Qaul (yang penting Kritik Dulu) Qablal (Sebelum) Ilmi (Paham) wal Amal (Tabayun ke Adi Hidayat) bukan Al Ilmu Qablal Qauli Wal Amal; #salah tinggal minta maaf, taubat urusan belakangan, urusan muslim itu gampang, nikmatnya jadi muslim), mereka pikir ketetapan ini adalah qadha, qadar wal kitabah lalu mereka berdua ini menyerang ust Adi dengan label berakidah Qadariyah.
La ilaaha Illa Llaaah… nama orang kini sudah kudung hancur di medsos oleh kerjaan Trio Ngeyel: Abdullah Taslim, Firanda, Abul Jauzaa, apakah ini bisa diperbaiki pembaca?
Apakah panah yang sudah keluar dari busurnya bisa ditarik kembali?
Menangislah… menangislah kalian semua karena Allah untuk meratapi kebengalan sikap dai-dai salafi ini… yang dari dulu hingga kini kerjaannya menggibahi pemahaman orang lain tanpa ada sikap kritis dalam memahaminya.
Dimana-mana berteriak Al Ilmu qablal Qauli wal Amal (Tau dulu baru ngomong, tau dulu baru mengerjakannya), nyatanya tidak dipakai untuk diri mereka sendiri! Pantas saja Allah menghukum para dai salafi dengan banyaknya perselisihan di antara mereka, karena adanya sikap hasad dan dengki semacam ini.
Sebab kalau lah kritikan ini benar-benar datang dari lubuk hatinya yang paling dalam, atas dasar nasihat, mengaharapkan ridho Allah dan kebaikan bagi umat, tentu ia perlu waktu lama dalam membangun sebuah kritik, memperhatikan setiap detil agar bangunan kritikannya menjadi sangat indah, memahami ucapan pembicara sebagaimana ia adanya, tidak menafsirkannya sesuka hatinya, tapi demi membela Abdullah Taslim, ia rela terburu-buru mengikuti setan dalam mengkritik ust Adi Hidayat sehingga mengabaikan semua manhaj ilmiah dalam kritik mengkritik, dan tidak peduli dengan kondisi umat yang masih awam dalam beragama.
Dan sini Penulis ingin menambahkan, Akidah Qodariyah dan Jabbariyah ini sudah ada dari zaman Rasulullah, bahkan Rasulullah sendiri lah sumbernya. Hanya saja Jabbariyah muncul akibat mereka tidak memahami dan mengambil setengah dari firman Allah dan ucapan Rasulullah tentang takdir yang diamalkan Qadariyyah, begitupun dengan Qadariyyah, hanya mengambil setengahnya saja, tapi tidak mengambil setengah sisanya yang ada pada Jabbariyah.
Sementara Jabbariyah dan Qadariyah ini disampaikan dengan seimbang oleh Rasulullah. Perhatikan,
 حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَقِيعِ الْغَرْقَدِ فِي جَنَازَةٍ فَقَالَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنْ النَّارِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ فَقَالَ اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى إِلَى قَوْلِهِ لِلْعُسْرَى } حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا قُعُودًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ نَحْوَهُ
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Al A’masy dari Sa’d bin Ubaidah dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Ali radliallahu ‘anhu ia berkata; Suatu kami berada dalam kelompok pelayatan jenazah bersama Nabi tepatnya di Baqi’ Al Gharqad, maka beliau pun bersabda: “TIDAK ADA SEORANG PUN DARI KALIAN KECUALI TEMPAT DUDUKNYA DARI SURGA ATAU DARI NERAKA TELAH DITULIS.” (INI AKIDAH JABBARIYAH-kritiksalafi) 
Para sahabat pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kita sebaiknya hanya bertawakkul saja (pasrah, tanpa berbuat apa-apa)?” (EFEK DARI PEMAHAMAN JABBARIYAH-kritiksalafi) beliau menjawab: “Beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkan.” (RASUL MENGIMBANGI JABBARIYAH TADI DENGAN AKIDAH QADARIYAH, MANUSIA PUNYA PILIHAN UNTUK BERAMAL, KALAU TIDAK PUNYA PILIHAN MAKA HANYA TAWAKKUL SAJA MAKA INI DITENTANG OLEH RASULULLAH-kritiksalafi) Kemudian beliau bersabda: “FA`AMMAA MAN `A’THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan)..” hingga firman-Nya: “LIL’USRAA.” Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid Telah menceritakan kepada kami Al A’masy dari Sa’d bin Ubaidah dari Abu Abdurrahman dari Ali radliallahu ‘anhu ia berkata; Suatu ketika, kami duduk-duduk di sisi Nabi . Lalu ia pun menyebutkan hadits semisalnya. (HR. Bukhari, Ash Shohih, no: 4946)
Jawaban Rasul yang mengatakan, “Beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkan.” Menunjukkan bahwa ketetapan Allah bisa berubah di belakang hari, kalau tidak berubah maka semua sahabat akan pasrah pasrah saja, makanya Rasulullah menyuruh beramal shalih, sebab dengan amal shalih setiap diri akan dimudahkan menuju surga.
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنِ ابْنِ الْمُسَيِّبِ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، قَالَ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ مَا نَعْمَلُ أَلِأَمْرٍ قَدْ فُرِغَ مِنْهُ، أَمْ لِأَمْرٍ نَسْتَقْبِلُهُ استِقْبَالًا؟ قَالَ: «بَلْ لِأَمْرٍ قَدْ فُرِغَ مِنْهُ» ، فَقَالَ عُمَرُ: فَفِيمَ الْعَمَلُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلٌّ لَا يُنَالُ إِلَّا بِالْعَمَلِ» ، فَقَالَ عُمَرُ: إِنَّا نَجْتَهِدُ 
Mengabarkan kepada kami Abdurrazaq, dia berkata: mengabarkan kepada kami Ma’mar, dari Az Zuhri, dari Ibnul Musayyab, bahwa Umar bin Khathab berkata, wahai nabi Allah, apa engkau melihat apa yang kami amalkan, apakah karena ini perkara yang sudah selesai ditetapkan atau karena ini perkata yang bisa kami panen di hari kemudian (karena usaha kami-pent), lalu dijawab nabi, justru karena ini adalah perkara yang sudah selesai ditetapkan (akidah Jabbariyah), maka Umar bertanya, lalu apa artinya beramal kalau begitu?
Maka Rasulullah menjawab, setiap segala sesuatu tidak bisa diraih kecuali dengan amal (akidah qadariyah; harus dengan ikhtiar; amal saleh), lalu Umar membalas, kalau begitu kami akan terus berusaha. (Jamiul Ma’mar bin Rasyid, no: 20063 bab Al Qadar/11/111,)

COMMENTS

BLOGGER: 1
  1. Betul..sebelum pikiran salah menebar racun dalam tubuh umat... memecah belah umat... padamkan

    ReplyDelete

Name

abdul somad,1,Abul Jauzaa,5,Adi Hidayat,11,bahasa arab,2,berita timur tengah,1,Firanda,8,hoaks,1,iblis,1,kabar habib,1,kritik salafi,12,kubur,1,liputan hadits,1,peristiwa,1,qadar,9,qadha,9,qishoshul anbiya`,1,shalat menghadap kubur,1,takdir,9,wudhu,2,محمد بن سلمان,1,
ltr
item
Critik Salafi: Mengkritik Kritikan Ustadz Firanda Terhadap ust Adi Hidayat dalam Masalah Takdir (Bag IV)
Mengkritik Kritikan Ustadz Firanda Terhadap ust Adi Hidayat dalam Masalah Takdir (Bag IV)
kritik salafi, adi hidayat, firanda, abul jauzaa, rodja, takdir,manhaj, manhaj salaf, tahzir, Abdullah taslim, al-albani, salafi,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrirfzTgHuuvTrQz-2xqv7QKAWE9QlBx1Ov_TThLJiBtVStBkfWh-SOBKizs2HaPGGd9fgTa5VfjdLsIWAW2ueR60PRgxP16ee6qLzKGXsnCjpVcgm_zgiEqqQau5-zw3uHizMEofcMCJS/s640/maxresdefacccbbult+copy+copy.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrirfzTgHuuvTrQz-2xqv7QKAWE9QlBx1Ov_TThLJiBtVStBkfWh-SOBKizs2HaPGGd9fgTa5VfjdLsIWAW2ueR60PRgxP16ee6qLzKGXsnCjpVcgm_zgiEqqQau5-zw3uHizMEofcMCJS/s72-c/maxresdefacccbbult+copy+copy.jpg
Critik Salafi
https://kritiksalafi.blogspot.com/2017/04/mengkritik-kritikan-ustadz-firanda-adihidayat-takdir_11.html
https://kritiksalafi.blogspot.com/
https://kritiksalafi.blogspot.com/
https://kritiksalafi.blogspot.com/2017/04/mengkritik-kritikan-ustadz-firanda-adihidayat-takdir_11.html
true
1624226392706889879
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy