kritik salafi, adi hidayat, firanda, abul jauzaa, rodja, takdir,manhaj, manhaj salaf, tahzir, Abdullah taslim, al-albani,
Silsilah Pembelaan Terhadap Ust Adi Hidayat: Bantahan Untuk Ust Firanda Andirja Atas Kritikannya Terhadap Ust Adi Hidayat Tentang Masalah Takdir (Bag II)
Demikian juga pernyataan AH : “Jadi ada sesuatu yang kehendak Allah tidak mutlaq disitu, kehendak Allah bergantung ikhtiar yang kita kerjakan...” Adalah pengingkaran terhadap taqdir. Diantaranya : - Menganggap ada kehendak Allah yang tidak mutlaq - Menganggap manusia bisa ikut intervensi dalam keputusan Allah, bahkan keputusan Allah tergantung kehendak manusia
Ini jelas tidak benar, kesimpulan ust Firanda ini sangat tidak ilmiyah (maaf, seenak mulutnya saja), mari kita kaji bersama.
Pertama, Ust Firanda dalam mengkritik ust Adi berpedoman pada ayat berikut ini, ia berkata:
Pertama, Ust Firanda dalam mengkritik ust Adi berpedoman pada ayat berikut ini, ia berkata:
Padahal Allah berfirman :
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Al-Insan : 30)
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَDan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam (At-Takwir : 29)
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (QS Yunus : 99)
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِBarangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. (QS Al-AN’aam : 125)
Nabi Nuuh berkata kepada kaumnya :
وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْDan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan" (QS Huud : 34)
مَنْ يَشَأِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍBarangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus (QS Al-An’aam : 39)
Jadi semua yang terjadi ini menurut ust Firanda adalah takdir Allah; yakni murni kehendak Allah yang mutlak, tidak ada intervensi manusia di dalamnya. Apakah kritikannya kepada ust Adi ini benar? Bahwa kehendak Allah tidak mutlak dan manusia bisa ikut intervensi dalam kehendak Allah?
Sebelum kami jawab perhatikan pernyataan ust Firanda,
Apa yang diutarakan oleh al-Ustadz AH adalah aqidah al-Qodariyah. Sesungguhnya semua yang terjadi di alam semesta ini baik makan dan minum maupun bersin, iman dan kufur, jodoh, rizki dan ajal semuanya dikehendaki dan telah ditetapkan oleh Allah.Di sini ust Firanda meyakini bahwa yang disebut Aqidah Qadariyah adalah: Sesungguhnya semua yang terjadi di alam semesta ini baik makan dan minum maupun bersin, iman dan kufur, jodoh, rizki dan ajal semuanya dikehendaki dan telah ditetapkan oleh Allah.
Ini tidak benar, ust Adi sudah merinci mana qadar dan mana takdir serta contoh-contohnya: jodoh adalah takdir, sementara ajal adalah qadar, takdir manusia punya pilihan di dalamnya, sementara qadar manusia tidak punya pilihan di dalamnya, namun ust Firanda menggeneneralisir semua itu dan mengatakannya sebagai akidah Qadariyah.
Ini jelas tindakan yang sangat tidak ilmiah, tidak pantas seseorang yang bergelar doktor bisa abai terhadap detil-detil dalam setiap bahasan/kritikannya.
Bagaimana bisa ia menafsirkan sesuka hatinya ucapan orang lain kemudian ia nilai ucapan orang lain tersebut seenak udelnya lalu kemudian dikritik sebagai suatu kekeliruan?
Apakah ini manhaj hasil belajarnya selama ini?
Doktor macam apa ini?
Kalau si Abul Jauzaa melakukan tindakan hina seperti ini (asal maen kritik, yang penting happy lalu dibaca orang dan dapat koment dan ta’dil dari para ustad) Penulis anggap wajar, karena ia tidak sekolah agama, pengennya jadi ustad tapi ngga kesampaian, masih malu-malu, jadi kalau salah/ngawur ngga takut malu lagi, karena cuma penuntut ilmu biasa, wajar lah kalau ngawur… namun ust Firanda ini jelas-jelas doktor dalam bidang agama, penceramah tetap di Masjid Nabawi. Jadi sangat sulit untuk diterima bila melakukan kesalahan yang memalukan.
Ini jelas tindakan yang sangat tidak ilmiah, tidak pantas seseorang yang bergelar doktor bisa abai terhadap detil-detil dalam setiap bahasan/kritikannya.
Bagaimana bisa ia menafsirkan sesuka hatinya ucapan orang lain kemudian ia nilai ucapan orang lain tersebut seenak udelnya lalu kemudian dikritik sebagai suatu kekeliruan?
Apakah ini manhaj hasil belajarnya selama ini?
Doktor macam apa ini?
Kalau si Abul Jauzaa melakukan tindakan hina seperti ini (asal maen kritik, yang penting happy lalu dibaca orang dan dapat koment dan ta’dil dari para ustad) Penulis anggap wajar, karena ia tidak sekolah agama, pengennya jadi ustad tapi ngga kesampaian, masih malu-malu, jadi kalau salah/ngawur ngga takut malu lagi, karena cuma penuntut ilmu biasa, wajar lah kalau ngawur… namun ust Firanda ini jelas-jelas doktor dalam bidang agama, penceramah tetap di Masjid Nabawi. Jadi sangat sulit untuk diterima bila melakukan kesalahan yang memalukan.
Penulis mungkin keras mengkritik ust Firanda, namun ini tidaklah ada apa-apanya dibandingkan efek yang ditimbulkannya dari setiap kritik-kritik bodongnya kepada ust Adi Hidayat yang membuat umat tambah lari dari agama, yang tadinya sudah semangat belajar agama menjadi futur/malas dan yang tadinya sudah yakin malah makin bingung, dsb… dsb…
Kembali ke topik, ust Firanda mengkritik ust Adi karena ust Adi dianggap berpaham Qadariyah, tapi coba bandingkan lagi dengan penyataan ust Firanda yang menentang keras qadariyah berikut ini,
Padahal Allah berfirman :
Kembali ke topik, ust Firanda mengkritik ust Adi karena ust Adi dianggap berpaham Qadariyah, tapi coba bandingkan lagi dengan penyataan ust Firanda yang menentang keras qadariyah berikut ini,
Padahal Allah berfirman :
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam (At-Takwir : 29)
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (QS Yunus : 99)
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. (QS Al-AN’aam : 125)
Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan" (QS Huud : 34)
Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk), niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus (QS Al-An’aam : 39)
Perhatikan dengan teliti, cerdas dan cermat, bagian yang dicetak tebal bagaimana bisa ust Firanda, mengkritik Akidah Qadariyah yang menetapkan makan dan minum maupun bersin, iman dan kufur, jodoh, rizki dan ajal dikehendaki oleh Allah dengan ayat-ayat di atas yang justru sangat-sangat mendukung paham ini!!!
Saya tidak tahu, apa ini gagal paham atau sengaja untuk melucu agar pembaca tertawa?
Perhatikan sekali lagi, ia katakan ust Adi Hidayat perpaham Qadariyah, namun malah menyerangnya dengan ayat-ayat yang mendukung Qadariyah.
Tidak kah ini adalah sesuatu yang lucu?
Saya tidak tahu, apa ini gagal paham atau sengaja untuk melucu agar pembaca tertawa?
Perhatikan sekali lagi, ia katakan ust Adi Hidayat perpaham Qadariyah, namun malah menyerangnya dengan ayat-ayat yang mendukung Qadariyah.
Tidak kah ini adalah sesuatu yang lucu?
Jadi ayat-ayat tadi yang berisi kehendak Allah tidak ada yang salah, yang keliru ini jelas ust Firanda; ia mencomot ayat-ayat yang sesuai hawa napsunya saja dan meninggalkan ayat-ayat yang lain (akan dibahas nanti) yang berbicara juga masalah takdir demi menghalalkan nafsunya agar bisa memfitnah ust Adi Hidayat berpaham Qadariyah.
Sudah dia gagal paham, tidak bisa membedakan mana Qadariyah mana Jabbariyah lalu pada akhirnya ia pun memfitnah ust Adi berpaham qadariyah
Sudah dia gagal paham, tidak bisa membedakan mana Qadariyah mana Jabbariyah lalu pada akhirnya ia pun memfitnah ust Adi berpaham qadariyah
Sepertinya antum gagal paham kwadrat
ReplyDeleteOrang tidak berilmu bikin tulisan lebih banyak caciannya dibandingkan ilmunya, Subhanallah akhy, kalau antum bukan ahli ilmu lebih baik diam, biarkan para asatidz ini mengemukakan ilmu, antum memilih silahkan, tapi mencaci asatidz hanya menambah dosa antum, berhati2lah jika yang antum cela ternyata benar dihadapan Allah, sungguh merugi antum
ReplyDeleteSaya sarankan kepada anda untuk tidak baperan.. Dikeritik sedikit saja rasanya seperti terdzolimi.Saling menasehati itu bagian dari agama
ReplyDelete